Deteksi Dini Gejala Philophobia: Ketakutan akan Cinta
Ilustrasi philophobia. Teendefinition
Ketika seseorang telah menginjak usia dewasa, maka naluri
manusiasecara alamiah adalah menikah, membangun keluarga bahagia, dan memiliki
keturunan. Apalagi dia adalah seorang wanita. Ambisi untuk segera menikah pasti
sangat diidamkan oleh para kaum hawa. Dia akan berusaha mendapatkan jodohnya
dengan cara apapun. Misalnya, dengan berpacaran, meminta dijodohkan, atau
mengejar cinta pria idaman.
Ketika seorang wanita jatuh cinta dia akan melakukan segala
daya dan upaya untuk mendapatkan cinta dari pria idamannya.Baginya cinta
merupakan anugerah terindah yang Tuhan kirimkan kepadanya. Makanya, dia akan
berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mendapatkan cinta dari “sang
pangeran” dan bisa menikah dengannya. Tetapi bagaimana jika cinta adalah suatu
ketakutan terbesar dan teramat dahsyat yang menggerogoti sebagian atau seluruh
hidup wanita?
Dalam ilmu psikologi ada salah satu phobia yang bernama
Philophobia. Kata Philophobia ini berasal dari bahasa Yunani. Philo artinya
cinta, dan phobia artinya takut, jadi Philophobia adalah suatu penyakit mental
pada diri seseorang (khususnya wanita) yang takut untuk jatuh cinta dan
dicintai. Pada dasarnya mereka sama saja seperti manusia lainnya,pernah
merasakan jatuh cinta hanya saja mereka akan selalu berusaha menghindar dari
apapun tentang cinta.
Mereka juga ingin dicintai, tetapi dalam batinnya ada suatu
ketakutan yang berlebihan tentang cinta yang mengakibatkan mereka sulit untuk
membangun sebuah hubungan. Wanita pengidap philophobia mempunyai latar belakang
yang mengakibatkan mereka menjadi takut untuk mencintai dan dicintai seseorang.
Salah satu latar belakang pengidap philophobia adalah mereka mengalami broken
home saat usia masih dini.
Ketika mereka masih kecil,keluarga mereka sudah hancur
berantakan. Sang ayah, yang harusnya bisa menjadi tameng pelindung bagi dirinya
justru adalah seorang pengkhianat pertama yang telah menyakiti dan
menyia-nyiakan hidupnya. For Your Information, wanita yang dekat dengan ayahnya
dapat membangun hubungan baik dengan pasangannya. Kesejahteraan mental dan
fisik akan didapatkan sang anak saat ia berumur 33 tahun, jika ia dekat dengan
ayahnya sewaktu mereka berusia 0-16 tahun.
Pasalnya, usia 0-16 tahun adalah masa pembangunan karakter
artinya pada masa itu karakter seorang anak dibangun. Jika pada masa itu sang
anak perempuan dekat dan mendapatkan perlakuan baik dari ayahnya maka dia akan
tahu barometer pria idaman itu seperti apa. Sebaliknya, jika pada masa itu sang
anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya (apalagi disia-siakan oleh ayahnya)
maka dia akan sulit jatuh cinta karena krisis kepercayaan kepada pria. Hal itu
disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang sangat buruk dari sang ayah.
Oleh sebab itu, sangat diutamakan kalau sang ayah harus bisa
menjadi “ayah yang baik” saat anak berusia 0-16 (jadi tidak boleh lebih dari 16
tahun). Jika anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada masa tersebut, bisa
menyebabkan sang anak mengidap Philophobia. Berikut merupakan gejala-gejala
seseorang yangmengidap Philophobia:
1. Susah Move On
Pengidap Philophobia bercermin dari pengalamannya di masa
lalu, sehingga dirinya sangat mengkhawatirkan masa depan. Sebenarnya tidak
salah, jika mereka hanya mengambil pelajaran yang terjadi di masa lalu untuk
dijadikan bahan pembelajaran. Akan tetapi,kekhawatiran mereka yang tidak wajar
tersebut berubah menjadi rasa takut yang sangat berlebihan sehingga mereka
tidak bisa menjalani hidup dengan “normal”.
Penyianyiaan yang dilakukan oleh ayahnya di masa lalu
merupakan suatu trauma yang amat mendalam untuk dirinya. Hal itu takkan pernah
mereka lupakan walaupun raga mereka telah tiada.
2. Mindset yang Salah
Mindset ialah pola pikir yang tertanam di dalam diri
seseorang. Mindset tersebut sangat menentukan kualitas kehidupan yang kita
jalani. Penyandang Philophobia sejak kecil mempunyai mindset yang salah tentang
cinta. Mereka hanya menganggap bahwa cinta adalah suatu hal yang sangat
menyakitkan, menyedihkan, dan hanya menggoreskan luka.
Apabila mindset ini sudah tertanam di dalam diri seseorang
maka sangat sulit sekali orang lain untuk mengubah mindset tersebut.Karena
orang yang sudah telanjur memiliki pola pikir seperti itu akan selalu
menganggap bahwa cinta takkan pernah bisa membuatnya bahagia.
3. Gugup terhadap Pria
Salah satu sifat hakiki yangdialami seorang manusia adalah
gugup ketika berhadapan dengan pria. Namun,gugup yang dirasakan oleh penyandang
Philophobia bukan sekadar gugup yang wajar, melainkan kegugupan itu akan
diiringi oleh rasakebingungan dan ketakutan yang berlebihan, suhu badan naik,
pacu jantung menjadi lebih kencang, berkeringat dingin, gemetaran, dan tak
mampu bergerak ketika Phobianya kambuh.
4. Sulit Membuka Hati
Bagi pengidap Philophobia membuka hati untuk seseorang
adalah perkara yang sulit. Dia akan menolak banyak orang yang mencintainya,
bahkan yang ia cintai sekalipun. Dia lebih memilih menjadi jomblo dan kesepian
daripada harus menjalin hubungan dengan orang lain. Ia adalah orang yang krisis
kepercayaan. Baginya, tak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa ia
percayai.
Dia selalu berpikir, jika ayahnya saja tega menyakiti dan
melukai hatinya,bagaimana dengan orang lain? Jika ayahnya saja sanggup untuk
meninggalkan dan menyia-nyiakan dirinya, bagaimana dengan pria lain? Pasti
mereka akan jauh,jauh lebih kejam dibandingkan dengan ayahnya. Jika anda
mencintai seorang wanita yang mengidap Philophobia, maka bersabarlah.
Sebab, butuh waktu yang amat lama dan perjuangan yang tidak
mudah untuk meyakinkan dia agar mau hidup bersama anda. Tapi, saya yakin. Jika
anda bersungguh-sungguh akan membahagiakannya maka perlahan-lahan dia pasti
akan terbuka hatinya untuk mencintai anda.
5. Takut Memilih Pasangan yang Salah
Memilih pasangan adalah suatu ha lyang lumrah bagi semua
orang. Tapi, bagaimana dengan pengidap philophobia? Bagi pengidap philophibia,
memilih pasangan adalah hal yang amat sulit di dalam hidupnya. Jauh di dalam
lubuk hatinya dia memang ingin seperti wanita lain yang bisa memiliki suami dan
anak-anak. Tapi, di satu sisi ada rasa ketakutan yang menggerogoti batinnya.
Dia akan menolak punya pasangan dengan alasan kalau dia
takut disakiti oleh pasangannya, takut kalau perceraian itu menimpa rumah
tangganya sehingga anak-anaknya akan mengalami hal yang sama dengan dia. Memang
sudah menjadi rahasia umum jika mencari pasangan yang tepat adalah suatu hal
yang tidak mudah.
Tapi, bukan berarti kita tidak akan menemukannya loh. Di
luar sana masih banyak laki-laki baik untuk perempuan baik-baik. Jika kita
adalah perempuan baik, maka yakinlah bahwa kita pun akan mendapat laki-laki
baik. Tuhan tidak tidur kok. Bagi kamu pengidap philophobia, tak usah khawatir.
Akan ada pelangi setelah badai. Tuhan tidak akan membiarkan
kamu sedih seumur hidupmu. Jika kamu pernah disakiti di masa lalu, bukan berarti
di masa depan pun kamu juga akan disakiti juga. Yakinlah, Tuhan tidak akan
pernah membiarkanmu jatuh kedua kalinya.
Itulah tanda-tanda jika seseorang mengalami Philophobia.
Jika anda merasakan salah satunya, waspadalah itu artinya anda adalah pengidap
Philophibia. Sebenarnya tak ada yang salah jika kita mengalami trauma pada masa
lalu, yang salah hanyalah jika trauma tersebut tetap menetap, mendarah daging
di benak kita, dan menghambat kita untuk menghadapi masa depan.
Sumber: